KEMENTERIAN AGAMA Republik Indonesia dalam hal ini Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Agama Katolik, Eusabius Binsasi menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi persoalan berita hoaks dan isu intoleransi.
Solusi ini ia sampaikan dalam sebuah seminar memperingati Hari Komunikasi Sosial Nasional ke-51 di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Yos Sudarso Purwokerto, Sabtu (27/5/2017). Berikut beberapa solusi yang disampaikan di hadapan ratusan peserta seminar :
1. Bersama dengan pemerintah, Gereja Katolik melalui kegiatan maupun komunikasi iman menyiarkan dan memberikan bimbingan kepada masyarakat Katolik, agar memiliki pemahaman dan komitmen pada tujuan utama diturunkannya agama, yaitu melindungi martabat kemanusiaan serta menjaga kelangsungan hidup dan perdamaian umat manusia.
2. Bersama pemerintah, para penggiat/aktivis Katolik yang memiliki konsen di bidang komunikasi memberikan pengertian sejauh mana bahaya isu-isu liar yang berkembang di media sosial. Sehingga umat Katolik dapat dengan bijak memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi.
3. Turut aktif berpartisipasi dalam memerangi berita-berita hoaks maupun isu intoleransi yang berpotensi memecah belah bangsa. Misalnya, melaporkan pada pemerintah adanya berita-berita hoaks dan membantu menyampaikan kebenaran atas berita tersebut.
4. Dirjen Bimas Katolik juga memiliki media komunikasi yakni website bimaskatolik.kemenag.go.id dan Majalah Bimas Katolik. Kedua media ini terbuka untuk umum, artinya siapapun dapat mengakses dan berpartisipasi. Saluran ini juga dapat dimanfaatkan untuk saling berkomunikasi antara pemerintah, gereja, dan masyarakat Katolik dengan mengedepankan informasi-informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
5. Memanfaatkan forum-forum dialog sebagai sarana bertukar pikiran, urun rembuk memberikan sumbang saran dan berkontribusi bagi pembangunan serta perkembangan gereja dan bangsa.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI