DALAM dunia yang sedang mengalami disruption atau berubahnya tatanan masyarakat secara radikal akibat majunya teknologi, tantangan untuk menjaga persatuan dan nilai-nilai luhur bangsa menjadi pekerjaan rumah seluruh bangsa terutama orang muda katolik (OMK).
“Pertemuan The ASEAN Senior Officials Responsible for Information (SOMRI) di Filipina pada 22-23 Maret 2017 menyepakati 5 nilai,”ujar Tenaga Ahli Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Hendrasmo di hadapan ratusan orang muda Katolik (OMK) Keuskupan Manado, di Lotta, Minahasa, Sabtu (21/10).
Kelima nilai itu antara lain responsibility, emphaty, authenticity, discernment dan integrity. Responsibility atau tanggung jawab menurut Hendrasmo berarti kita harus berpikir dan bertanggung jawab terhadap konten yang diunggah.
Emphaty atau empati berarti kita harus berpikir dan berempati akan akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain.”Authenticity atau otentisitas artinya kita harus tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua konten yang diunggah,”ujar Hedrasmo.
Discernment (kearifan) menuntut kita kritis mengevaluasi informasi atau konten online yang diperoleh sebelum mengambil tindakan terhadapnya. “Terakhir intergrity (integritas) yang menuntut kita harus melakukan hal yang benar, berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia online,”kata Hendrasmo.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI