NATAL merupakan sebuah momentum istimewa bagi segenap orang Kristen. Nah, seperti apa keistimewaan natal bersama keluarga besar KWI yang diselenggarakan pada Minggu (8/1/2016) di Jakarta?
Berikut ini 5 hal istimewa perayaan Natal bersama keluarga besar KWI:
1). Natal Bersama 2016 Dihadiri 2 Uskup
Kehadiran 2 Uskup di acara Natal Bersama 2016 Keluarga Besar KWI terbilang istimewa. Soalnya, baru kali ini kedua Uskup, Mgr. Suharyo dan Mgr. Antonius Subiyanto berkenan mengikuti perayaan natal bersama dari awal hingga akhir acara.
Mgr. Suharyo, yang juga Ketua KWI, hadir dan menjadi konselebran utama pada misa natal bersama. Sedangkan Mgr. Antonius Subiyanto, Sekretaris Jenderal KWI didapuk sebagai pengkotbah.
Tentu saja keluarga besar KWI bersyukur atas kehadiran dari Bapa Uskup Suharyo dan Bapa Uskup Anton. Sekalipun sedang dihadapkan berbagai kesibukan dan rutinitas harian, keduanya masih berkenan hadir. Terima kasih Bapa Uskup Suharyo dan Bapa Uskup Anton.
2). Dua Wajah Sekretaris Eksekutif KWI
Natal bersama 2016 juga menjadi momentum istimewa bagi keluarga besar KWI. Soalnya, di acara tersebut hadir pula dua wajah Sekretaris Eksekutif KWI: Romo Edy Purwanto dan Romo Siprianus Hormat. Romo Siprianus Hormat, sekretaris eksekutif baru kantor KWI, akan segera menggantikan Romo Edy Purwanto selaku sekretaris ekskutif sebelumnya. Dalam perayaan misa natal, kedua Romo itu ikut mendampingi Bapa Uskup Suharyo dan Uskup Anton.
3). Nuansa Intoleransi Jadi Latar Perayaan Natal 2016
Kasus intoleransi dan meningkatnya penolakan terhadap kemajemukan di Indonesia menginspirasi Panitia Natal 2016 untuk memilih tema “Merawat Kebhinnekaan: Beda Itu Indonesia”.
Acara Natal bersama pun diwarnai beragam atraksi budaya dari beberapa daerah di Indonesia seperti tari Tor-Tor dari daerah Batak, Sumatera Utara, tari gemufamire dari Flores, NTT, tari Ondel-ondel dari Betawi, tari Toraja,dan ‘campursari’ dari Jawa.
4). Donasi dan Kolekte Misa Natal Bersama diberikan untuk Sekolah PAUD St. Yohanes, Tanambanas, Keuskupan Weetebula
Sukacita Natal Keluarga Besar KWI bertambah istimewa ketika keluarga besar KWI bisa ikut berbagi dan bersolider dengan sesamanya. Meski tidak seberapa nilainya jika dibandingkan dengan persembahan para majus dari Timur dengan emas, kemenyan dan mur kepunyaan mereka, keluarga besar KWI hanya memberi dari apa yang dimilikinya. Semangatnya tetap sama dengan orang Majus. Mereka ingin berbagi.
Seperti peribahasa mengatakan ‘sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit juga’. Sumbangan dari segenap angota keluarga besar KWI pada perayaan Natal 2016 ini ditambah kolekte misa Natal Bersama 2016 sebanyak Rp. 18.300.000,- diberikan untuk PAUD St. Yohanes Tanambanas, Keuskupan Weetebula, Nusa Tenggara Timur.
5). Tokoh Santo Nikolas
Bukan natal namanya, kalau tidak ada sinterklas. Sinterklas atau juga Santa Klaus adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.
Berbeda dengan perayaan Natal terdahulu yang sering menghadirkan tokoh Sinterklas berperawakan tinggi, perut gendut dan jenggot putih, pada perayaan natal 2016 ditampilkan tokoh Santo Nikolaus, uskup dari Myra.
Santo Nikolaus dari Myra adalah inspirasi utama untuk figur orang Kristen tentang Sinterklas. Dia adalah uskup Myra di Lycia pada abad ke 4. Nikolas terkenal untuk kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Dia sangat religius dari awal umurnya dan mencurahkan hidupnya untuk Kristen.
Kehadiran figur Nikolaus di acara Natal bersama 2016 sangat ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak yang ingin mendapat hadiah darinya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.