ANUSIA adalah makhuk terbatas. Keterbatasan tersebut membuatnya takut dan kerap mudah putus asa dalam menjalani hidup. Namun demikian, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan maksud bahwa kuasa-Nya selalu menyertai manusia. Yesus turun ke dunia menjadi manusia yang lahir di kandang domba, bahkan Dia mengambil rupa seorang hamba. Ia memberikan contoh kerendahan hati. Ia harus mengalami penderitaan dan menjalaninya dengan penuh kesabaran. Kehadiran-Nya membuat kita berharga dan mengembalikan nilai luhur kita yang telah dirusak oleh dosa. Sebagai orang yang telah diselamatkan melalui penderitaan Yesus, sebenanrnya kita telah diberi kemampuan untuk memaknai hidup dalam penderitaan. Sehingga apa pun yang terjadi, kita tidak pernah menghadapinya sendirian, tetapi selalu bersama-sama dengan Yesus.
Penyertaan Yesus itu tampak pula dalam kisah seorang yang mengalami kerasukan roh jahat. Yesus mengajar dengan penuh kuasa di rumah ibadat, sehingga mereka takjub mendengar pengajaran-Nya. Ketika itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Mereka pun semakin takjub pada saat menyaksikan bahwa roh jahat itu taat pada perkataan-Nya. Yesus menghardiknya, kata orang itu, sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Kisah ini menggambarkan bahwa kuasa roh jahat itu sangat kecil dibanding dengan kuasa Yesus. Karena itu, bagi orang beriman seharusnya tidak ada hal yang patut ditakutkan, selain Tuhan itu sendiri.
Ya Allah, aku bersyukur atas karya keselamatan yang dilakukan Putra-Mu. Semoga aku selalu mengandalkan DIkau dalam setiap peristiwa hidupku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.