LAHIR di abad 5, ia dididik sejak kecil dalam lingkungan Kristiani, dan menghasilkan Aventinus yang dapat diteladani imannya. Ia bertemu dengan St. Lupus dari Troyes, uskup waktu itu, yang berhasil menyelamatkan kota dari serangan musuh. Berdua, mereka melayani tawanan perang yang diperbudak.
Aventinus terpaksa berhenti dari kehidupan pertapaannya karena ditunjuk menjadi bendahara keuskupan. Kemudian, ia dipilih menjadi pemerintah atas komunitasnya. Namun, ia memutuskan untuk pensiun beberapa waktu setelahnya dan tinggal menyendiri di dekat Sungai Seine. Di situ, ia menghabiskan sisa hidupnya untuk mempersembahkan Ekaristi untuk warga lokal.
sumber: disadur dari santibeati.it
kredit gambar: catholic.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.