BERASAL dari keluarga gembala domba, pada usia 20 tahun, Yohanes belajar menjadi imam tapi ditransfer ke militer. Sekembalinya, ia ditahbiskan meskipun nilai-nilainya buruk, apalagi Bahasa Latin. Hanya kebaikan hatinya yang membuatnya ‘layak’ tahbis. Ia diutus untuk melayani di Ecully, dan kemudian menjadi pastor paroki di Ars. Di situ, ia melayani 16-18 jam sehari untuk sakramen pengakuan dosa.
Yohanes juga membantu membangun La Providence, rumah singgah untuk anak yatim dan anak terbuang. Selama 30 tahun, ia menderita karena serangan si Jahat. Yohanes adalah teladan bahwa pelayan Tuhan tidak perlu punya kepintaran cemerlang, tapi lebih kepada hati yang mau melayani. St. Yohanes Maria Vianney adalah pelindung pastor, pastor paroki, pengaku imam, dan Kansas.
sumber: catholic.org dan santibeati.it
gambar: santibeati.it
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.