ANGKAIAN perayaan ibadat agung (salve agung) yang dimulai dari perarakan pembuka hingga lagu penutup sejatinya merupakan satu kesatuan. Tak terpisahkan. Sekalipun demikian, tiga momen berikut ini boleh dibilang istimewa karena menandai tujuan dan arti penting dibalik perayaan ibadat agung menyongsong tahbisan Mgr. Tri Harsono.
- Pengakuan Iman oleh Mgr. Tri Harsono, Uskup Terpilih Keuskupan Purwokerto
Momen yang ditunggu-tunggu oleh segenap umat beriman dalam perayaan salve agung segera tiba. Selepas homili singkat oleh Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Mgr. Tri Harsono berjalan perlahan ke tengah altar, lalu berhenti tepat di depan sebuah meja kecil. Dari sayap kanan altar, Mgr. Piero pun berjalan perlahan, mendekat juga di samping meja kecil. Selembar kertas diangkat di atas meja segera diangkat Mgr. Piero, dan diserahkan kepada Uskup Tri Harsono.
Tulisan dalam lembar kertas itu cukup panjang, tetapi intinya adalah pengakuan iman dan janji kesetiaan uskup terpilih kepada Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik sejagat. Dengan penuh iman dan suara lantang janji kesetiaan diucapkan oleh Mgr. Tri Harsono dan disaksikan langsung oleh Nuncio. Ikrar setia ini ditandai dengan peletakan tangan Mgr. Tri Harsono di atas Alkitab.
Pengakuan iman dan pernyataan janji setia itu diakhiri dengan penandatanganan surat pernyataan kesetiaan. Mula-mula oleh Mgr. Tris Harsono sebagai uskup terpilih. Kemudian oleh Mgr. Antonius sebagai pemimpin perayaan salve agung dan oleh Mgr. Piero sebagai saksi dari perwakilan Vatikan.
2. Pemberkatan Insignia dan Takhta Uskup
Pada momen ini, insignia uskup dan tanda-tanda yang akan dikenakan uskup terpilih, Mgr. Tri Harsono seperti mitra, cincin, tongkat, dan kalung salib, diberkati. Pemberkataan dilakukan oleh Mgr. Antonius selaku pemimpin ibadat agung.
Peristiwa pemberkatan itu mengingatkan umat akan permintaan Allah kepada Musa untuk membuatkan pakaian kudus bagi Harun. Pakaian kudus itu tidak lain adalah perhiasan kemuliaan, lewatnya uskup dikuduskan dan supaya jabatan imamat dipegang teguh oleh Mgr. Tri Harsono sebagai uskup terpilih.
Tak hanya itu. Dengan diberkatinya insignia dan sejumlah perlengkapan yang akan dikenakan Mgr. Tri Harsono, umat dapat dibimbing oleh Sang Gembala menuju Allah, dan supaya mereka sanggup mencintai gereja karena kesucian dan kemuliaan yang terpancar dari tanda-tanda yang dikenakan oleh Mgr. Tri Harsono.
3. Takhta Uskup Diberkati
Takhta uskup janganlah disamakan dengan takhta kerajaan, simbol kekuasaan raja. Takhta uskup tidak lain merupakan takhta pelayanan. Karenanya ketika takhta uskup diberkati, dari sana Uskup Tri Harsono dapat menjalankan tugas pewartaan, mengumpulkan kawanan domba yang tercerai-berai dan menyatukan mereka dalam satu kawanan.
Seperti terungkap dalam akhir doa pemberkataan takhta uskup. “Semoga baik domba-domba maupun para gembala kelak dengan gembira masuk ke pada rumput surgawi.” Semua berada di jalan keselamatan sebagai satu kawanan.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.