SIDANG Tahunan konferensi Waligereja Indonesia (KWI) 2016 ditutup dengan perayaan Ekaristi di Paroki Stella Maris – Pluit, sore ini (10/11).
Diikuti 32 uskup dan ratusan umat, selebran utama misa ini taklain adalah Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua KWI sekaligus uskup Jakarta. Adapun homili dibawakan oleh Mgr. Harjosusanto, uskup Samarinda.
Memetik buah dari bacaan pertama, Mgr. Harjo menekankan pentingnya keberadaan kasih, seperti antara Paulus dan Filemon (bdk. Flm 1:7-20).
Kemudian, beliau mengambil nilai perjuangan St. Leo Agung, seorang kudus sekaligus Paus di abad V yang diperingati hari ini. Ia adalah kudus yang merindukan kesatuan Gereja terwujud; bahwa ajaran Kristiani mengenai Kristus yang telah bangkit sungguh” diimani. St. Leo sungguh” berjuang melewati proses panjang dan sulit sehingga konsep tersebut dijadikan ajaran Gereja.
“Perjuangan itupun kita alami melawan budaya korupsi (sesuai seruan “Stop Korupsi” hasil sidang tahun ini),” ujarnya, “Kita harus memberantas mentalitas koruptif yang masih membelenggu bangsa kita. Kita lakukan pelan-pelan dan mulai dari diri sendiri.”
Apalagi bertepatan dengan Hari Pahlawan, semangat serupa dengan para pahlawan kita perlu dimiliki Gereja, terutama melawan budaya korupsi.
Dalam penutupan, Mgr. Antonius Bunjamin, uskup Bandung, menegaskan, “Memang sejarah Gereja tidak selalu bersih, tapi kita bisa mulai sekarang untuk memberantas korupsi!”
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.