Beranda DOA BREVIR 28 September, Senin Masa Biasa XXVI – 0 Pekan II – Ibadat...

28 September, Senin Masa Biasa XXVI – 0 Pekan II – Ibadat Pagi

PEMBUKAAN
P: Ya Tuhan, sudilah membuka hatiku.
U: Supaya mulutku mewartakan pujianMu.

Pembukaan: Ant. Marilah kita bergembira di hadapan Tuhan dan memuji Dia dengan lagu syukur.

MAZMUR 94 (95)

Marilah kita bernyanyi bagi Tuhan,
bersorak-sorai bagi penyelamat kita.
Menghadap wajahNya dengan lagu syukur,
menghormatiNya dengan pujian.

Tuhanlah Allah yang agung,
merajai segala dewa.
Dasar bumi terletak di tanganNya,
puncak gunungpun milikNya.
MilikNyalah laut, Dia membuatnya,
daratanpun buatan tanganNya.

Mari bersujud dan menyembah,
berlutut di hadapan Tuhan, pencipta kita.
Dialah Allah kita, kita umatNya,
Dialah gembala kita, kita kawananNya.

Hari ini dengarkanlah suaraNya:
“Jangan bertegar hati seperti di Meriba,
seperti di Masa, di padang gurun;
ketika leluhurmu mencobai Aku,
walau menyaksikan karya Ku yang agung.

Empat puluh tahun Aku muak akan mereka itu;
maka Aku berkata: Umat ini tersesat hatinya,
mereka tidak mengerti maksud bimbinganKu.
Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu:
Mereka takkan beristirahat bersama Aku”.

Kemuliaan kepada Bapa…
Seperti pada…

Ant. Marilah kita bergembira di hadapan Tuhan dan memuji Dia dengan lagu syukur.

MADAH

Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.

Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami

Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasihMu
Agar selamat selalu

Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.

Mazmur 41 (42)                 Rindu akan Tuhan dan akan baitNya yang kudus.

Barang siapa haus, hendaklah datang, dan barang siapa mau, hendaklah mengambil air kehidupan (Why 22,17).

Bagaikan rusa merindukan sungai,*
demikianlah hatiku rindu padaMu, ya Allah.

Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup,*
bilakah aku menghadap dan memandang wajah Allah?

Air mataku menjadi bagaikan santapan bagiku, siang dan malam,*
karena sehari-harian orang bertanya: Di mana Allahmu?

Dengan sedih selalu kuingat, bahwa di masa lampau,*
aku bersama orang banyak berarak ke kediaman Allah.

Aku turut melangkah di depan perarakan itu,*
di tengah suara sorak-sorai dan lagu syukur.

Mengapa engkau tertekan dan gelisah, wahai jiwaku?+
Berharaplah kepada Allah, aku akan bersyukur lagi,*
kepada Allah, penolongku.

Karena gelisah aku teringat akan Dikau,*
dari daerah Yordan dan Hermon dan dari gunung Nizar.

Di sana anak sungai yang satu memanggil yang lain,+
dengan deru air terjun,*
demikianpun gelora gelombangMu mengempaskan daku.

Siang hari Tuhan menyatakan kasih setiaNya kepadaku,*
malam hari aku memuji Allah, pemberi hidup.

Aku berkata kepada Allah, pelindungku:
“Mengapa Engkau melupakan daku,*
mengapa aku sedih, tersesak oleh musuh?”

Celaan lawanku menyakiti hatiku seperti tikaman maut,*
karena sehari-harian mereka bertanya: Di mana Allahmu?

Mengapa engkau tertekan dan gelisah, wahai jiwaku?+
Berharaplah kepada Allah, aku akan bersyukur lagi,*
kepada Allah, penolongku.

Ant.2 Pandanglah, ya Tuhan, dan kasihanilah kami.

M.P. Penuhilah Sion, ya Tuhan, dengan pujian atas karyaMu yang mengagumkan, alleluya.

KIDUNG       Sir 36,1-7.13-16       Doa untuk kota suci Yerusalem

Inilah hidup kekal, mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Kauutus (Yoh 17,3).

Pandanglah dan kasihanilah kami, ya Allah semesta alam,*
curahkanlah kedahsyatanMu atas bangsa-bangsa.

Nyatakanlah kekuasaanMu terhadap bangsa-bangsa asing itu,*
agar merekapun melihat kemuliaanMu.

Engkau telah menampakkan diriMu dalam diri kami di hadapan mereka,*
hendaklah Engkau memuliakan diri dalam mereka di hadapan kami.

Agar mereka mengakui, sebagaimana kami telah mengakui,*
bahwa tiada Allah selain Dikau, ya Tuhan.

Kerjakan lagi tanda-tanda dan ulangilah karyaMu,*
nyatakanlah kemuliaan karyaMu dan kekuatan tanganMu.

Kumpulkanlah segala suku Yakub,*
kembalikan kepadanya tanah pusaka seperti sediakala.

Kasihanilah umat yang disebut dengan namaMu,*
Israel yang telah Kauberi hak anak sulung.

Kasihanilah kota ini yang menjadi kotaMu yang kudus,*
Yerusalem, kota tempat istirahatMu.

Penuhilah Sion dengan pujian atas karyaMu yang mengagumkan,*
penuhilah baitMu dengan kemuliaanMu.

Ant.3: Terpujilah Engkau, ya Tuhan, di bentangan langit.

M.P. Kemuliaan Allah menerangi kota suci, dan Anakdomba menjadi pelitanya, alleluya.

Mazmur 18 (19) A              Pujian bagi Tuhan pencipta semesta alam.

Allah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang untuk membimbing kita ke jalan damai sejahtera (Luk 1, 78-79).

Langit mewartakan kemuliaan Allah,*
dan cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.

Hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,*
dan malam yang satu menyampaikannya kepada malam berikut.

Meskipun tidak bicara dan tidak memperdengarkan suara,+
namun di seluruh dunia bergemalah seruannya,*
dan pesannya sampai ke perbatasan bumi.

Di sana Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*
yang meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.

Dengan girang sang surya menempuh jalan peredarannya,*
laksana seorang pahlawan.

dari ujung langit yang satu ia beredar ke ujung yang lain,*
dan tak ada yang luput dari panas teriknya.

BACAAN SINGKAT (Yer 15,16)

Kudapatkan sabdaMu dan kuresapkan dalam diriku. Maka sabdaMu menjadi kesukaan dan kegembiraan hatiku. Engkau selalu dekat padaku, Tuhan Allah segala kuasa.

LAGU SINGKAT

P: Bersoraklah, orang jujur, bagi Tuhan,* Patutlah orang saleh memuji-muji. U: Bersoraklah. P: Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan. U: Patutlah orang saleh memuji-muji. P: Kemuliaan. U: Bersoraklah.

Ant.Kidung: Terpujilah Tuhan, sebab Ia mengunjungi dan membebaskan kita.

KIDUNG ZAKHARIA (Luk 1,68-79) Lihat lingkaran harian, hlm. 333.

Ant. Terpujilah Tuhan, sebab Ia mengunjungi dan membebaskan kita.

Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa,*
putera Daud, hambaNya.

Seperti dijanjikanNya dari sediakala,*
dengan perantaraan para nabiNya yang kudus.

Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita,*
dan dari tangan semua lawan yang membenci kita.

Untuk menunjukkan rahmatNya kepada leluhur kita,*
dan mengindahkan perjanjianNya yang kudus.

Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,*
akan membebaskan kita dari tangan musuh.

Agar kita dapat mengabdi kepadaNya tanpa takut,*
dan berlaku kudus dan jujur di hadapanNya seumur hidup.

Dan engkau, anakku, akan disebut nabi Allah yang mahatinggi,*
sebab engkau akan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalanNya.

Untuk menanamkan pengertian akan keselamatan dalam umatNya,*
berkat pengampunan dosa mereka.

Sebab Allah kita penuh rahmat dan belaskasihan,*
Ia mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.

Untuk menyinari orang yang meringkuk dalam kegelapan maut,*
dan membimbing kita ke jalan damai sejahtera.

DOA PERMOHONAN

Penyelamat kita telah mengangkat kita menjadi raja dan imam untuk mempersembahkan kurban rohani yang berkenan kepada Allah. Sebab itu marilah kita dengan penuh syukur berkata:
U: Semoga kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
P: Kristus, imam abadi, Engkau telah mengaruniakan imamat suci kepada umatMu,* semoga kami mempersembahkan kurban rohani yang patut bagi Allah.
P: Limpahilah kami dengan hasil buah RohMu,* yakni kesabaran, kemurahan hati dan kelembutan hati.
P: Semoga kami mencintai Engkau, supaya kami memiliki Engkau,* agar kami dapat memuji Engkau dalam hidup kami.
P: Semoga kami mengusahakan yang berguna bagi saudara-saudara kami,* supaya mereka lebih mudah memperoleh keselamatan.

BAPA KAMI

DOA PENUTUP

Tuhan, Allah yang mahakuasa, Engkau menghantar kami kepada pagi ini. Selamatkanlah kami dengan kuasaMu, agar pada hari ini kami tidak jatuh ke dalam dosa. Bimbinglah kiranya perkataan kami dan arahkanlah pikiran serta perbuatan kami kepada keadilan dan kejujuran. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup…

PENUTUP
P: Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita kehidup yang kekal.
U: Amin.

Sumber: IBADAT HARIAN  OFISI BARU MENURUT RITUS ROMA DITERBITKAN OLEH PWI-LITURGI, 1995, PENERBIT NUSA INDAH-ENDE.