Renungan
Dalam pengajarannya. Paulus memberikan gambaran bahwa kehidupan itu adalah sebauah pertandingan. Pertandingan di dalam diri kita, antara kedagingan melawan keutamaan Roh. Paulus sendiri menunjukkan apa yang lebih penting dari harus menang dalam pertandingan itu, yaitu iman. “ Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” ( 2 Tim.4:7 ). Semua itu terjadi hanya karena Tuhan sendirilah yang mendampingi dan menguatkan Paulus. Sebuah pengakuan dan sikap batin yang penuh kerendahan hati.
Sungguh berbeda dengan sikap yang digambarkan oleh Yesus dalam diri orang Farisi Dalam doanya ia malah meninggalkan dirinya di hadapan Tuhan. Ia menganggap dirinya lebih baik dan benar daripada yang lain. Ia melakukan segala kewajiban hidup rohani agar meresa lebih dari yang lain.
Hidup rohani semacam orang Farisi bukanlah suatu sikap yang muncul dari rasa bakti hormat dan ketulusan hatinya kepada Allah. Mereka melakukan dengan tepat dan tanpa salah semua kewajiban rohani hanya semata demi kepuasan dirinya saja. Inilah sikap batin yang tidak tepat dalam hidup rohani: Kita melayani diri kita sendiri bukannya melayani Allah.
a Allah Putra, Engkau menjadi manusia seperti aku, Namun Engkau tiada pernah terjamah oleh kedosaan. Engkau anak yang sungguh tunduk pada kehendak Bapa-Mu. Bantulah aku agar aku pun mampu menunjukkan kesetiaan seorang anak pada Bapanya.Amin.
=============
Sumber: Ziarah Batin 2016
Kedit foto: sabda.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.