SYMBOLIC Way adalah metode dalam story-telling dengan simbol supaya lebih kontekstual dan relevan yang berasal dari Perancis tahun 80a-an.
Berikut tips-tips story-telling symbolic way:
1. Lepaskan ekspresi diri
Seperti Abraham diutus Allah untuk pergi dari negerinya (bdk. Kej 12:1), RD Teguh Budiarto mengatakan bahwa story-telling berarti kita membawa pendengar ke ‘tempat’ lain, situasi yang sepenuhnya berbeda.
“Biarkan Anda mengekspresikan diri, jangan ditahan. Termasuk dalam misa audio visual. Ketika mengamati alam, gunung, kita bisa merenung, merasa sangat kecil dalam dunia,” kata RD Teguh kepada mahasiswa STIPAS Tahasak Danum Pambelum, Palangka Raya.
2. Temukan simbol
Dalam bercerita, RD Teguh mengingatkan pentingnya keyword, simbol, dan Sabda Tuhan yang diimplementasikan dalam cerita.
“Mazmur “Tuhan Adalah Gunung Batuku” (bdk. Mzm 18:3) berarti Tuhan adalah tempat perlindungan kita. Itulah konasi, simbol,” katanya.
RD Teguh menjelaskan, hanya dengan memerhatikan air mengalir, hati kita bisa disentuh oleh pelbagai permenungan hidup. “Tidak dengan pikiran (logika). Kalau dilihat ya itu hanya air mengalir, tapi dengan berdiam, kita bisa mendapat pencerahan,” tukasnya.
3. Sharing
Berbagi pengalaman hidup menambah relevansi cerita. “Setelah Sabda Tuhan, hubungkan dengan apa yang pernah kita alami dan serupa dengan Firman yang dibagikan,” ujar RD Teguh dalam hari terakhir pelatihan story-telling ini.
4. ‘Rayakan’
Ekspresi selebrasi atas pengalaman bersama dari keyword, simbol, dan Sabda Tuhan yang mengena di hati. Caranya bisa ibadat, pentas, karya audio visual, pementasan, dll.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.