IMAM asal Polandia ini masuk seminari di usia 18 tahun, dan ditahbiskan pada usia 24 tahun. Dalam waktu yang cepat, ia dipercaya menjadi sekretaris uskup.
Selama ditahan pada Perang Dunia II, ia menghabiskan waktu penahanan berkepanjangan itu dengan melayani umat; merayakan misa secara diam-diam. Wincenty membawakan makanan bagi tahanan yang kelaparan, bahkan ketika wabah tipus melanda. Wincenty tertular, juga sampai kena pneumonia dan akhirnya meninggal setelah mendapat pewahyuan.
sumber dan gambar: #santibeatiit
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.