Roccaporena, Perugia, 1381 – Cascia, Perugia, 22 Mei 1447/1457
Menurut tradisi, ia adalah putri tunggal yang sejak usia muda ingin hidup selibat untuk Tuhan. Orangtuanya tapi tetap memaksa menikahkan Rita dengan seorang pria yang kasar wataknya. Sialnya, suaminya dibunuh, disusul kematian dua anaknya, Rita mengalami banyak kepahitan.
Ia lalu disambut di biara Agustinian St. Maria Magdalena di Cascia. Hiduplah Rita selama 40 tahun dalam kerendahan hati dan amal kasih, doa dan silih. Selama 15 tahun akhir hidupnya, Rita mengalami karunia berupa tanda salib yang terpampang di dahinya. Taumaturgis-nya (kemampuan melakukan mukjizat) membuat jenazahnya menjadi tujuan peziarah.
Ia dibeatifikasi oleh Urbanus VIII pada 1627, lalu dikanonisasi pada 24 Mei 1900 oleh Leo XIII. Rita diangkat sebagai pelindung bagi istri yang tidak bahagia dan orang yang mengalami kasus berat.
sumber dan gambar: Borrelli, Antonio. 29 Januari 2004. Dalam santiebeati.it. Diakses pada 16 Mei 2017.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.