Meskipun keluarganya bangsawan, Venantius meninggalkan itu semua pada usia 15 tahun untuk hidup bersama seorang imam.
Imannya membuat Venantius menjadi buruan kaum pagan yang waktu itu menguasai pemerintahan kota. Ia ditahan dan menolak menyembah berhala mereka. Ia disiksa dengan batu bara yang ditempel di kepala, gigi dan rahangnya diremukkan, ia dilempar ke ruang berisi lima singa lapar, tapi tidak terjadi apa-apa.
Dalam usia semuda itu, ia menguatkan tahanan lain dan pengunjungnya. Kaisar memerintahkan supaya Venantius dibuang ke jurang, tapi ia tetap selamat sambil memuji Tuhan.
Barulah ia dibunuh pada pemerintahan Kaisar Valerian bersama 10 umat Kristen lain. Sebuah basilika dibangun di timur gerbang kota untuk menghormatinya.
sumber dan gambar: Borrelli, Antonio. 29 Juni 2002. Dalam santiebeati.it. Diakses pada 16 Mei 2017.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.