Solothurn, Korsel, 1821 – Saenamteo, Seoul, Korsel, 1846
Salah satu dari 103 martir Korea yang berkarya sebagai imam. 79 di antaranya mati pada persekusi 1839-40 dan 1846. 24 lainnya pada tahun 1866. Andreas merupakan yang pertama yang mati sebagai martir.
Berasal dari keluarga bangsawan Kristen, ia besar di lingkungan yang sangat taat beragama. Ayahnya bahkan menjadikan rumahnya semigereja untuk tempat membaptis orang percaya. Di usia 15 tahun, ia bertemu misionaris Perancis pertama yang tiba di Korea pada 1836, lalu ia berangkat ke Macau untuk belajar menjadi imam.
Sekembalinya dari Shanghai setelah tahbisan, ia menjadi imam yang dapat memahami kondisi lokal Korea, sehingga karyanya sangat efektif. Ketika mau diutus mengirim pesan ke Eropa melalui Beijing, ia ditangkap penduduk Tiongkok dan dibunuh. Ia dikanonisasi oleh St. Yohanes Paulus II pada 6 Mei 1984 di Katedral Seoul.
Sumber dan gambar: Borrelli, Antonio. 16 Oktober 2007. Dalam santiebeati.it. Diakses pada 14 September 2017
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.