STOCK berasal dari istilah yang berarti “batang kayu”, mengingat cerita bahwa sejak usia 12 tahun, ia hidup di dalam sebuah batang pohon oak.
Simon sempat ikut sebuah ziarah ke Tanah Suci bersama rombongan Karmelit. Di situ, ia tertarik dan kembali bersama mereka ke Eropa. Ia mendirikan komunitas Karmelit di banyak tempat, seperti di Universitas Cambridge, Oxford, Paris, dan Bologna.
Dalam masa penindasan kepada Ordo Karmelit di tahun 1251, ia mendapat penglihatan Bunda Maria yang memegang skapulir (waktu itu adalah habit/jubah) coklat di tangannya. Kata Bunda: “Terimalah, anakku yang terkasih, skapulir dari Ordo ini; inilah tanda istimewa dariku, yang kuperoleh untukmu dan untuk anak-anakmu dari Bukit Karmel. Ia yang mati sambil mengenakan skapulir ini akan diselamatkan dari api abadi. Inilah lambang penyelamatan, perisai di kala bahaya, dan janji untuk kedamaian dan perlindungan.”
(mengenai skapulir dapat dibaca di sini)
Meskipun skapulir dapat dikenakan umat Katolik manapun termasuk bayi, investitur harus dilakukan oleh imam. Skapulir harus digunakan dengan tindakan yang tepat. Sampai sekarang, Gereja Katolik sudah menyetujui 18 jenis skapulir, salah satu yang paling terkenal adalah skapulir coklat Bukit Karmel Simon Stock.
sumber: catholic.org
gambar: catholicismpure.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.