Mati martir di Saragosa, Spanyol, pada pemerintahan Diocletian. Ia disiksa dengan keji karena membela iman Kristen, tapi sempat bertahan hidup di tengah kondisi tubuh yang penuh luka sebelum Encratia mati. Seorang penyair menyebut Encratia sebagai “martir yang hidup”.
Pada Sinode Saragosa tahun 592, sebuah kuil didedikasikan bagi para martir di Saragosa, dan dirayakan sebuah misa dengan istilah “Misa Encratia atau 18 martir”.
sumber dan gambar: #santibeatiit
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.