Tidak mudah menjadi seorang presenter. Karena itu Anda yang ingin menjadi presenter yang baik sebaiknya terus-menerus belajar. Setidaknya ada 12 hal yang harus diperhatikan atau tantangan yang harus dicermati oleh setiap presenter menurut Pakar Komunikasi Errol Jonathans saat memberi Pelatihan Menulis dan Public Speaking di Ruteng, Jumat (20/2/2015).
1. Kesan pertama tidak menarik. Yang membunuh pertama kali adalah penampilan. Tidak hanya busana namun juga wajah. Karena visual berpengaruh 55 persen.
2. Tujuan tidak jelas. Goal seorang presenter adalah 3 hal: supaya pendengar mengetahui, mengerti dan lalu melakukan apa yg disampaikan.
3. Kering dan membosankan. Kering karena kurang variasi. Selalu menggunakan kalimat dan kata-kata yang sama. Padahal seorang pembicara/ public speaker harus lebih kreatif dalam pemilihan kata dan kalimat sehingga audiens tidak akan merasa bosan. “Jangan bicara seperti blangko, yang memiliki format yang sama karena ini tdk menarik”
4. Posisi statis membeku. Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan bahasa tubuh separuh badan ke atas. Misalnya bagi imam saat melakukan homili.
5. Lemah kontak mata.
6. Ekpresi wajah miskin, tidak memiliki ekspresi.
7. Tanpa humor. Presenter bukan stand up komedi. Humor yang menarik adalah yang spontan dan tidak dibuat-buat.
8. Tanpa persiapan. Menyangkut materi, mental, materi harus kuat dan mental harus siap. Penguasaan materi sudah memenangkan 75 persen keberhasilan seorang pembicara.
9. Tidak melibatkan peserta. Supaya peserta ikut serta dalam presentasi kita, libatkan audiens dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan atau dengan cara mengundang beberapa audiens yang maju dan melakukan tanya jawab langsung. Dalam homili, apakah bisa melibatkan umat? Tentu bisa, karena tidak semua pertanyaan yang disampaikan harus dijawab. Lemparkan pertanyaan yang harus dipikirkan dan dijawab sendiri oleh umat adalah salah satu contoh melibatkan peserta.
10. Antusiasme rendah. Dapat dilihat dari vocal pembicara. Gunakan titik nada tengah. “Namun juga harus melihat konteks. Jangan sampai saat menyampaikan berita duka, lalu menggunakan nada tengah. Namun pada umumnya untuk presentasi yang bersifat memberi spirit gunakan titik nada tengah,”ujar Errol.
11. Gagap alat bantu. Beberapa alat bantu saat presentasi antara lain mikrofon (mike), laptop, proyektor, dan stik pointer. Seorang presenter hendaknya menguasai semua alat bantu ini. Yang lebih sering digunakan adalah mike. Menurut Errol, cara memegang mike yang baik adalah dengan memegang gagangnya bukan kepala mike. Lalu letakkan mike di posisi yang tepat, di bawah dagu.
12. Mengabaikan kekuatan menutup. Buatkan kekuatan penutup yang strong. Tutuplah presentasi Anda dengan kesimpulan yang kuat atau menyegarkan poin-poin yang kuat. Namun Errol mengingatkan, “jika audience kita adalah kaum intelektual, maka jangan sekali-kali menutup presentasi dengan sebuah kesimpulan, karena seringkali audience ini tidak suka.”
Keterangan Foto : Para peserta Pelatihan Public Speaking sedang berlatih. Foto oleh Retno Wulandari, Dok.Komsos KWI
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI