SEBANYAK 11 Uskup yang tergabung dalam Presidium KWI menghadiri acara peluncuran buku Nota Pastoral KWI 2018, Kamis (17/5) di Jakarta. Sebelas Uskup itu antara lain Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, Sekretaris Jenderal KWI, Mgr. Silvester San, Mgr. Leo Laba Ladjar, Mgr. Martinus Dogma Situmorang, Mgr. Giulio Mencuccini, CP, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, Mgr. Yustinus Hardjosusanto, MSF, Mgr. Johannes-Liku Ada’, Mgr. Sutikno Wisaksono, dan Mgr. Dominikus Saku.
Mengapresiasi diterbitkannya Buku Nota Pastoral dengan judul, “Panggilan Gereja Dalam Hidup Berbangsa: Menjadi Gereja yang Relevan dan Signifikan, Mgr. Suharyo menyampaikan terima kasih banyak kepada Romo Siprianus, Sekretaris Eksekutif KWI dan Romo Agutinus Surianto Himawan, Direktur PSDM-DTG KWI yang juga hadir pada kesempatan itu.
“Saya sudah melihat dan membaca secara detail ungkapan dan penulisan buku ini, semuanya sudah diteliti secara baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Romo Sipri, Romo Agus, dan para penyusun lainnya,” ujar Mgr. Suharyo sambil memperlihatkan buku Nota Pastoral kepada para uskup dan para imam yang hadir di Ruang Rapat Presidium KWI.
Menanggapi kehadiran buku tersebut, Romo Sipri melalui akun facebooknya pernah menulis demikian:
“Sebagai bagian utuh dari bangsa dan negara Indonesia, Gereja tidak dapat berdiam diri menghadapi kondisi yang memprihatinkan yang mengancam keberlangsungan kehidupan bersama di negara Indinesia. Gereja berada dalam satu rumah bersama, yaitu “Indonesia” yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, kerukunan, perdamaian, keadilan dan kebenaran demi kebaikan bersama. Berpijak pada kesadaran itu maka hari studi sidang tahunan KWI 2017 mengusung tema: MENJADI GEREJA YANG RELEVAN DAN SIGNIFIKAN: Tugas Gereja Menyucikan Dunia. Silahkan menyelusuri pendalaman tema ini dalam buku NOTA PASTORAL KWI 2018.”
Tanggapan senada juga pernah disampaikan Romo Agus melalui akun facebooknya.
“Menanggapi situasi bangsa yang diwarnai berbagai masalah dalam mewujudkan Indonesia yang satu sebagai rumah bagi semua komponen bangsa, juga dalam merespon tibanya tahun politik 2018-2019, KWI menerbitkan sebuah Nota Pastoral bertajuk “Panggilan Gereja dalam Hidup Berbangsa – Menjadi Gereja yang Relevan dan Signifikan”.
Menurut Romo Agung, para Uskup Indonesia ingin mengajak umatnya dan masyarakat luas untuk semakin memahami gagasan dan makna Pancasila sebagai Dasar Negara; Mengembangkan berbagai gerakan persaudaraan dan kemanusiaan lintas batas dengan berbagai cara yang pas dalam konteks keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika. Saya Indonesia Saya Pancasila.
Ringkasnya, Nota Pastoral 2018 bertujuan memajukan dan mengembangkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila sejalan dengan panggilan dan perutusan Gereja dalam menegakkan Kerajaan Allah di bumi Indonesia, di mana semua orang dapat hidup bersama dan bersaudara, merajut kesatuan, kerukukan dan perdamaian, serta bekerja keras demi perwujudan cita-cita kesejahteraan umum demi Indonesia jaya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.