SEORANG yang mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sejak muda. Setelah saudaranya, St. Benediktus pergi ke Monte Cassino dan membangun biara di sana (Benediktin), Skolastika pergi ke daerah Plombariola dan membangun juga sebuah biara suster.
Ia mengunjungi saudaranya setahun sekali. Mengingat ia tidak boleh masuk karena aturan biara, mereka bertemu di sebuah rumah tidak jauh dari sana. Pertemuan ini mereka manfaatkan untuk berdoa bersama. Dalam satu kesempatan, mereka sungguh-sungguh berdoa dan bercakap-cakap mengenai kerohanian; malam harinya, mereka berefleksi diri. Ia tidak ingin berpisah dengan St. Benediktus sampai keesokan hari. Ia berdoa dan sebuah badai ganas turun sehingga mereka tidak bisa pulang.
Mereka menghabiskan malam itu dalam persekutuan iman. Besoknya, mereka sepakat untuk berpisah dan tidak akan pernah bertemu lagi. Tiga hari setelahnya, Sta. Skolastika wafat. St. Benediktus mendapat penglihatan bahwa rohnya sedang berangkat naik ke surga. Rekan-rekannya membawa jenazahnya ke kuburan yang disiapkan St. Benediktus untuk dirinya sendiri.
sumber: disadur dari catholic.org
kredit gambar: catholictradition.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.