OLIVER belajar menjadi seorang imam di Roma. Pembantaian kaum Kristen di daerah asalnya di Irlandia membuatnya tidak dapat pulang. Ia mengajar di Roma sampai ditunjuk menjadi Uskup Agung Armagh dan daerah Irlandia.
Ia gemar mengunjungi umat, membangun sekolah, menahbiskan sejumlah imam, dan membaptis ribuan orang.
Sebuah pembantaian baru memaksanya bersembunyi hingga ia menderita demam dan kelaparan hebat. Surat-surat ia tulis untuk menguatkan umatnya bahwa ia tidak akan meninggalkan mereka, tapi tetap menjadi gembala yang beriman.
Setelah agak lengang, ia kembali bergerak aktif menolong umat. Akhirnya ia ditangkap dengan tuduhan pengkhianatan.
Pemerintah setempat tidak mendapati kesalahannya, sehingga ia dikirim ke London dan didakwa bersalah karena tidak sempat membawa saksi dari Irlandia. Ia dihukum gantung dan menolak diselamatkan dengan cara bukti palsu yang diusulkan uskup lain.
Ia sempat bersyukur kepada Tuhan “yang memberi kita anugrah untuk menderita bersama St. Petrus”. St. Oliver Plunkett (1629-1681), pelindung Perdamaian dan Rekonsiliasi di Irlandia
sumber: catholic.org
gambar: stoliverswalk.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.